Senin, 20 Mei 2013

Hadir dengan Cita-Cita Membangun Negeri 

Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Indonesia Raya (BIR) sejak awal pendiriannya.
Kehadiran BIR sejak tahun 2000, sesungguhnya merupakan hikmah  sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Airlangga Bakti (BAB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Mahasiswa (YKM) PT Bank Djawa Negara dan PT Mahkota Dwipa juga terkena dampak krisis. BAB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Djawa Negara, Bank Bumi Airlangga, Bank Ekonomi, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Airlangga Raya (Persero) pada tanggal 31 Mei 2000. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Airlangga Raya (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BAB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Raya melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di  kelompok perusahaan Bank Airlangga Raya, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Airlangga Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BAB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Indonesia Raya sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris September 2000.
Perubahan kegiatan usaha BAB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia  melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Indonesia Raya. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Indonesia Raya secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 1 November 2000.
PT Bank Indonesia Raya hadir, tampil dan tumbuh  sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Indonesia Raya dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BIR hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

Tagged: , ,

0 komentar:

Posting Komentar